Sepeda, Kayu Bakar dan BBM

Kendaraannya tak butuh bensin. Memasak pun pakai kayu bakar.  Mestinya kenaikan harga BBM tak mbikin pusing  orang-orang miskin di desa.    Tapi benarkah begitu?   Tanyakan saja pada si ibu ini.  Jangan tanya pada si ibu Menteri. 

10 Tanggapan

  1. itulah kehidupan, intinya..life is struggle

  2. Wow!!!! Berapa kecepatan Ibu itu mendorong sepedanya ya?
    Apa bahan bakarnya bukan nasi? (he..he…he..)

  3. >okta : kalo soal struggle, orang miskin nggak kurang kurang bang.

    > suhadi: itu dia masalahnya mas. Karena harga nasi ikut naik bersama BBM, jadinya orang desa ikut pusing juga.

  4. gue jadi inget bibik..he..he..he..

  5. > adi isa: inget bibik? sembarangan. padahal itu poto simboku di kampung. kacian.

  6. meliat back nya yg burem mungkin kecepatan nuntun sepeda lebih cepet dari rossi (p a s..

  7. photo itu inspiratif. saya sedang kembangkan kompor Bayan, berbahan bakar kayu. untuk menghidupkan kembali sentra industri kompor yang mati kerena kebijakan pemeintah konversi minyak. adakah CSR yang mau bergabung dengan kami?

  8. Kalau kamu punya ide-ide yang kreatif maka bisa dilihat di website NGO International. Biasanya jika ada kegiatan yang inovatif bisa ikutan kompetisi. Soal itu goal atau tidak bukanlah persoalan yang penting kamu mau mencoba.
    Btw, kompor bayan itu seperti apa Ya ?????????????

  9. Kami sekarang sedang mengembangkan budi daya ikan air tawar dengan menggunakan plastik terpal. Dan budidaya ikan air tawar ini dilakukan oleh buruh anak yang usianya 17-18 tahun. Buruh anak ini adalah dampingan lembaga Negaci. Kami juga telah mendirikan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang kami beri nama PKBM Pelajar Harapan Bangsa. Di PKBM ini buruh anak yang tidak mampu itu kami fasilitasi agar mereka bisa mendapatkan pendidikan.Ada 150 anak yang belajar di PKBM ini. Kami berkomitmen untuk kerja2 kemanusiaan. Dan Kami berkomitmen untuk PUS (Pendidikan Untuk Semua).Hal ini kami lakukan karena kami tahu betapa enaknya jika kita berpendidikan dan cerdas.

  10. Lain kali kita sambung lagi

Tinggalkan Balasan ke butet lubis Batalkan balasan